Menafsirkan Piutang Tak Tertagih
Penafsiran dilakukan untuk mengantisipasi tidak tertagih nya piutang dagang di masa akan datang akibat penjualan sekarang, untuk dibebankan sebagai periode yang bersangkutan. Taksiran piutang tak tertagih ditentukan setiap akhir periode. Dasar yang digunakan dalam menafsir piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Pendekatan Laporan Laba rugi
Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu dari total penjualan (biasanya penjualan kredit) untuk menentukan besarnya kerugian piutang pada periode yang sama dengan penjualannya.
b. Pendekatan Neraca
Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu dari total piutang (saldo piutang atau analisis umur piutang) untuk menentukan besarnya cadangan kerugian piutang pada periode yang sama dengan piutangnya. Sedangkan besarnya kerugian piutang ditentukan dengan menselisihkan antara saldo cadangan akhir periode.
Contoh penaksiran kerugian piutang tak tertagih
PT. HIMALAYA melaporkan pada akhir tahun 2009, 2010 dan 2011 tentang
Keterangan
|
2009
|
2010
|
2011
|
Penjualan
kredit (net)
|
Rp
2.000.000
|
Rp
3.000.000
|
Rp
2.500.000
|
Piutang
dagang (31 Desember)
|
Rp
1.000.000
|
Rp
1.500.000
|
Rp
1.200.000
|
Taksiran Kerugian Piutang dari 2% dari Penjualan Kredit Bersih
Periode
|
Perhitungan
|
Kerugian
piutang
|
Cadangan
kerugian
|
Akhir
tahun 2009
|
2%
x Rp 2.000.000
|
Rp
40.000
|
Rp
40.000
|
Akhir
tahun 2010
|
2%
x Rp 3.000.000
|
Rp
60.000
|
Rp
100.000
|
Akhir
tahun 2011
|
2%
x Rp 2.500.000
|
Rp
50.000
|
Rp
150.000
|
Taksiran Kerugian piutang dari 10% dari saldo piutang dagang
Periode
|
Perhitungan
|
Cadangan
kerugian
|
Kerugian
piutang
|
Akhir
tahun 2009
|
10%
x Rp 1.000.000
|
Rp
100.000
|
Rp
100.000
|
Akhir
tahun 2010
|
10%
x Rp 1.500.000
|
Rp
150.000
|
50.000
|
Akhir
tahun 2011
|
10%
x Rp 1.200.000
|
Rp
120.000
|
-30.000
|
PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN LAPORAN LABA-RUGI
Bila penaksiran berdasarkan jumlah penjualan maka jumlah cadangan kerugian yang akan dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya ditambah dengan sadlo cadangan yang masih ada. Contoh : Jurnal cadangan kerugian piutang Jurnal Taksiran kerugian piutang dari Penjualan kredit bersih
Bila penaksiran berdasarkan jumlah penjualan maka jumlah cadangan kerugian yang akan dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya ditambah dengan sadlo cadangan yang masih ada. Contoh : Jurnal cadangan kerugian piutang Jurnal Taksiran kerugian piutang dari Penjualan kredit bersih
2009
|
Bad Debt expense
|
40.000
|
|
Allowance for bad debt
|
40.000
|
||
2010
|
Bad
Debt expense
|
60.000
|
|
Allowance for bad debts
|
60.000
|
||
2012
|
Bad
Debt expense
|
50.000
|
|
Allowance for bad debt
|
50.000
|
PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN NERACA
Bila penaksiran berdasarkan saldo piutang maka jumlah cadangan kerugian yang akan dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya, sehingga ada dua kemungkinan yaitu apakah saldo cadangan yang masih ada lebih kecil atau lebih besar dari jumlah taksiran tersebut.
a. Bila cadangan sekarang lebih besar dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan Kurang maka harus ditambah jurnalnya:
Bad Debt Expense xxx
Allowance for bad debts xxx
b. Bila cadangan saekarang lebih kecil dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan Lebih maka harus dikurangi jurnalnya:
Allowance for bad debts xxx
Bad Debt Expense xxx
Jurnal Taksiran kerugian piutang dari saldo Piutang dagang
2009
|
Bad
Debt expense
|
100.000
|
|
Allowance for bad debt
|
100.000
|
||
2010
|
Bad
Debt expense
|
50.000
|
|
Allowance for bad debts
|
50.000
|
||
2011
|
Allowance
for bad debt
|
30.000
|
|
Bad Debt expense
|
30.000
|
Mungkin hanya iru contoh tentang Menafsirkan Piutang Tak Tertagih yang bisa saya bagikan dalam artikel kali ini terima kasih
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan bijak